Anita NurJayanti (1410108893)
Nindya Daka Arysta (1410108944)
Dessi Ulfindah (1410108946)
Elvin Ariviana Putrui (1410109153)
Gandis Tarasetiya (1410109805)
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dunia
Industri selalu menghubungkan pemikiran seseorang kepada sebuah prosedur input,
proses, dan output. Ketiga hal ini menjadi bagian penting dalam suatu
perusahaan untuk mengolah data mentah menjadi suatu keluaran. Perusahaan
manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya. Tanpa
informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan,
bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan.
Manajemen
manufaktur menggunakan komputer baik sebagai sistem konseptual maupun sebagai
suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Computer-aided
design (CAD), computer-aided
manufacturing (CAM), dan robotik merupakan gambaran dalam penggunaan
komputer dalam sistem produksi fisik.
Semakin berkembangnya suatu zaman, perubahan pula
terjadi pada sistem manufaktur suatu pabrik. Komputer juga dijadikan sebagai
suatu sistem informasi untuk mengendalikan persediaan pada suatu pabrik.
Awalnya muncul sistem titik pemesanan kembali, kemudian berkembang
menjadi MRP
(material requirements planning),
lalu MRP II (manufacturing resource
planning) dan terakhir menjadi JIT.
Sistem
informasi manufaktur terdiri dari 3 subsistem input dan 4 subsistem output.
Kegiatan dari subsistem input yang kemudian mengarah pada subsiem output yang
nantinya akan menghasilkan produk untuk pemakai atau konsumen.
Dengan
demikian, perusahaan manufaktur perlu memiliki sebuah sistem informasi yang
dikhususkan pada departemen atau bagian manufaktur. Hal ini diperlukan untuk
membentuk proses bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam hal ini yaitu mengenai:
1. Bagaimana komputer berperan dalam sistem
informasi manufaktur?
2. Bagaimana model sistem informasi
manufaktur?
3. Bagaimana manajer menggunakan sistem
informasi manufaktur?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui komputer berperan dalam sistem informasi
manufaktur
2. Mengetahui model sistem informasi manufaktur
3. Mengetahui Bagaimana manajer menggunakan sistem
informasi manufaktur
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi secara umum Sistem informasi dapat
didefinisikansebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan
kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan
pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasipenting,
memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan
yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan
menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.
Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli :
·
Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM, 2005:36.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
laporan–laporan yang diperlukan.
·
Menurut Leitch Rosses (dalam Jugiyanto, 2005 : 11).
Sistem informasi adalah suatu sistem didalam organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
·
Menurut O’Brien (2005, p5).
Sistem informasi adalah suatu
kombinasi terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras),
software (piranti lunak), computer networks and data communications
(jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan,
mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.
2.1.2 Komponen Sistem Informasi.
Komponen dalam sistem
informasi dijelaskan pada gambar di bawah ini.
2.2 Sistem
Informasi Manufaktur
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur
Manufaktur, dalam arti yang
paling luas, adalah proses merubah
bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi perancangan produk, pemilihan
material dan tahap‐tahap proses dimana produk
tersebut dibuat.
Pengertian manufaktur secara
umum adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi
sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian, pemasaran, mesin dan
perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production control,
pengiriman material, support service, dan customer service.
Sistem Informasi Manufaktur adalah
suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem
informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan dalam
pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan yang
pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini
digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang
terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang
atau jasa.
2.2.2 Manfaat Sistem Informasi Manufaktur
Manfaat digunakannya sistem
informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1.
Hasil
produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi
manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
2.
Perusahaan
lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3.
Arsip lebih
terstruktur karena menggunakan sistem database.
4.
Sistem
informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat,
tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Peran
Komputer dalam Sistem Informasi Manufaktur
Perkembangan zaman yang semakin canggih mulai mendarat pada produksi suatu
produk dalam pabrik. Manajemen manufaktur mencoba melibatkan komputer dalam pelaksanaan
produksi untuk produknya, yaitu sebagai bagian dari sistem fisik dan sebagai
sistem informasi.
3.1.1 Komputer sebagai Bagian dari Sistem Fisik
Telah banyak
yang dicapai dalam penggunaan mesin yang dikendalikan komputer di area
produksi. Mesin-mesin tersebut menggantikan kerja para pekerja. Mesin-mesin
berbiaya lebih murah daripada pekerja.
Usaha untuk
menggunakan mesin awalnya terdapat penolakan dari para pekerja, karena mereka
menganggap akan ada pengurangan karyawan. Namun semakin berkembangnya zaman
tadi, pekerja mulai dapat menerima karena akan mempermudah pekerjaan mereka
juga.
Elemen yang
menjadikan komputer sebagai bagian dari sistem fisik, antara lain:
Ø Computer-Aided Design (CAD)
Computer-Aided Design (CAD) semakin sering disebut computer-aided
engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan
produk yang akan dimanufaktur. CAD awal munculnya sekitar tahun 1960-an dan
kemudian diadopsi oleh pembuat mobil.
CAD merupakan program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian
dari suatu produk yang ingin digambarkan yang dapat diwakili oleh garis-garis
maupun simbol-simbol tertentu. CAD dapat berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3
dimensi. CAD digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti
bangunan dan jembatan hingga bagian-bagian kecil, memperbaiki gambar dengan
menghaluskan garis.
Setelah rancangan tersebut dimasukkan ke dalam komputer, engineer
dapat menempatkan rancangan pada berbagai pengujian untuk mendeteksi
titik-titik lemah. CAD bahkan dapat membuat bagian-bagian tersebut bergerak
seperti yang sedang digunakan. Ketika rancangan itu selesai, perangkat lunak
CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang diperlukan untuk memproduksi
produk itu yang disimpan dalam database rancangan.
CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE
dan integrasi itu dimungkinkan karena perangkat lunak CAD kebanyakan merupakan
aplikasi 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling yang memungkinkan
memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik dan
mempunyai properti seperti massa, volume, pusat gravitasi, luas permukaan, dan
lain-lain.
Ø Computer-Aided Manufacturing (CAM)
Computer-Aided Manufacturing (CAM) adalah penerapan komputer
dalam proses produksi. Penerapan ini seperti bor dan mesin bubut yang
menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari database
rancangan. Sebagian mesin produksi memiliki mikropesesor yang telah terpasang
dan sebagian dikendalikan oleh komputer mini.
Sebagian besar otomatisasi pabrik saat ini terdiri dari teknologi CAM.
Produksi dapat berjalan lebih cepat dari presisi yang lebih tinggi daripada
jika pekerja manusia yang mengendalikan. Presisi yang lebih tinggi memungkinkan
lebih sedikit bagian yang cacat dan terbuang.
Ø Robotik
Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik yang melibatkan
penggunaan robot industrial. Robotik merupakan alat yang secara otomatis
menjalankan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan
perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, juga
digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti melakukan
pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan kinerja
dan keefektifan robot kurang maksimal.
3.1.2 Komputer sebagai Sistem Informasi
Komputer
merupakan suatu sistem informasi dalam kegiatan manufaktur. Output dari sistem
informasi menufaktur digunakan untuk menciptakan dan mengoperasikan sistem
produk fisik.
Adapun
komputer sebagai sistem informasi berkaitan dengan:
ü Sistem Titik
Pemesanan Kembali (Re-order Point/ROP)
Setelah komputer pertama
diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan tugas
mengendalikan persediaan. Pendekatan reaktif yg sederhana yaitu menunggu hingga
saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan
pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai
pemicu disebut titikpemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan
pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali
(re‐order point/ROP). Beberapa istilah dalam ROP antara
lain :
o Stock‐out : kehabisan persediaan
o Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok
untuk mengisi pesanan
o Safety stock : persediaan aman
Untuk
mengantisipasi terjadinya kehabisan persediaan, perusahaan akan melakukan
pesanan pada pemasok ketika saldo mencapai titik pemesanan kembali. Jumlah
waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan disebut juga dengan lead time.
Perusahaan
biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali, dengan demikian
selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatannya sambil
menunggu pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan
dikurangi selama jangka lead time. Jika kekosongan stok terjadi, perusahaan
tidak dapat menjalankan proses produksinya yang mengakibatkan perusahaan rugi.
Dengan
pengukuran yang teliti, maka bisa dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi
ekstra atau sering disebut safety stock.
ü Material Requirement
Planning (MRP)
MRP
dikembangkan pada tahun 1960‐an oleh
Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP adalah suatu strategi material
proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal yang
dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
1.
Sistem
penjadwalan produksi menggunakan 4 file data dalam menyiapkan jadwal produksi
induk. Data input mencakup file pesanan pelanggan, file ramalan penjualan, file
persediaan barang jadi, dan file kapasitas produksi. Sistem ini menghasilkan
master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu
produksi terpanjang. Master production schedule memperoyeksikan produksi cukup
jauh ke depan untuk mengakomodasi proses produksi yang merupakan lead ime
pemasok dan waktu produksi terlama.
2.
Sistem MRP
menguraikan tagihan material. Sistem ini mengubah kebutuhan bruto menjadi
kebutuhan netto.
3.
Sistem
perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP utk menjaga produksi
dalam kapasitas pabrik. Setelah ada penentuan, sistem ini menghasilkan output
utama yaitu jadwal pesanann terencana, dan output lain seperti perubahan
pesanan terencana, laporan pengecualian, laporan kinerja, dan laporan
perencanaan.
4.
Sistem
pelepasan pesanan menggunakan jadwal pesanan terencana untuk input dan mencetak
suatu laporan pelepasan pesanan.
MRP memungkinkan perusahaan
untuk dapat mengelola materialnya secara lebih baik. Perusahaan dapat
menghindari kehabisan persediaan yang disebabkan oleh penantian persediaan yang
telah dipesan namun tidak tersedia. Juga dapat mengetahui kebutuhan material
masa depan, pembeli dapat merundingkan perjanjian pembelian dengan pemasok dan
mendapatkan rabat.
ü Manufacturing
Resource Planning (MRP II)
MRP II mengintegrasikan semua
proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material. MRP II
dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy. MRP II dapat menyediakan
informasi bagi sistem informasi eksekutif dan bagi sistem informasi fungsional
lainnya. MRP II juga bertukar informasi dengan subsitem informasi akuntansi
yang terlibat dalam arus material.
Manfaat MRP II, yaitu
1. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien yaitu dengan mengurangi
inventori, lebih sedikit waktu lebih sedikit kemacetan.
2. Perencanaan prioritas lebih baik. Hal ini dengan memulai produksi lebih
cepat dan jadwal lebih fleksibel.
3. Meningkatkan pelayanan pelanggan. Hal ini berkaitan dengan kesesuaian
tanggal pengiriman, meningkatkan kualitas, kemungkinan harga lebih
rendah/murah.
4. Meningkatkan moral dan semangat pekerja. Dengan hal ini pegawai dapat
memperoleh keyakinan dalam sistem yang menghasilkan koordinasi antardepartemen
lebih baik.
5. Informasi manajemen yang lebih baik. Manajemen dapat menggunakan output
sistem untuk memperoleh pandangan yang lebih baik mengenai sistem produksi
fisik dan untuk mengukut kinerja sistem tersebut.
ü Pendekatan Just In Time (JIT)
Pendekatan JIT merupakan pendekatan yang berhubungan
dengan penjadwalan material sebagai bahan baku agar tiba tepat waktu. Hal
ini menjelaskan bahwa JIT menekankan
waktu dan penggunaan sinyal nonkomputer, berbeda dengan MRP. MRP menekankan
pada perencanaan jangka panjang dan memerlukan komputer. JIT didasarkan pada
ukuran lot yang kecil. JIT berusaha untuk meminimalkan biaya inventarisasi
dengan cara memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil. Lot size (ukuran
tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam sistem JIT. Satu unit akan
bergerak dari workstation ke workstation berikutnya sampai produksinya selesai.
Pengaturan waktu menjadi kunci
Penting saat Pasokan bahan mentah datang dari pemasok sebelum penjadwalan
produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah yang perlu dibicarakan.
Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena mungkin
pemasokmelakukan beberapa kali pengiriman selama satu hari. Kebalikannya dengan
MRP yang menekankan perencanaan jangka panjang dan membutuhkan penggunaan komputer,
maka JIT menekankan pengaturan waktu dan penggunaan tanda non komputer karena
cukup menggunakan ”kanban” yang berarti kartu. Tujuan JIT adalah meminimalkan
biaya persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi).
3.2 Model
Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi manufaktur mencakup semua aplikasi komputer dalam area manufaktur sebagai sistem konseptual.
Ø Sub Sistem Input
Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan
data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material,
mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti
transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain‐lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi
yang berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal
hingga akhir proses.. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier),
kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.
Sub sitem input terdiri dari sistem informasi akuntansi, sub sistem
industrial engineering, dan subsitem intelejen manufaktur.
§ Sistem Informasi Akuntansi
Mengumpulkan data intern yang
menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi
perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawaiproduksi memasukan data ke
dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan
keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat dibaca secara
optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu
plastik dengan garis‐garis catatan yang dapat
dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer
pusat untuk memperbarui database.
§ Sistem Industrial Engineering
Industrial Engineering
merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi
manufaktur dan membuat saran‐saran
perbaikan. Industrial engineering terdiri dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
§ Subsistem Intelejen Manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur
berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir
mengenai sumber‐sumber pekerja, material dan
mesin.
Adapun yang termasuk dalam sub
sistem intelijen manufaktur adalah:
1.
Informasi
pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang
mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak
berjangka maupun borongan.
2.
Sistem
formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan menyiapkan
permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan data
dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
3.
Sistem
informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian besar
bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer
mereka.
Kegiatan‐kegiatan yang terjadi di dalam
intelijen manufaktur:
a.
Pengumpulan
(pendokumentasian) data dari lingkungan
b.
Pengujian
data,
c.
Pemeliharaan
data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
d.
Keamanan
data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
e.
Pengambilan
data dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
Ø Sub Sistem Output
Subsistem Output adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi
kerja ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri
arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
a)
Subsistem
Produksi
Jadwal produksi menentukan
kapan tahap-tahap proses produksi akan dilakukan. Saat pekerjaan dilakukan,
pekerja menggunakan terminal pengumpulan data untuk mencatat waktu mulai dan
selesai tiap tahap. Data terminal mencerminkan tanggal dan waktu penyelesaian aktual, yang dapat
dibandingkan dengan angka-angka yang direncenakan.
b)
Subsistem
Persediaan
Tingkat persediaan perusahaan
sangat penting karena menggambarkan investasi yang besar dimana suatu barang
dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya, dan
tingkat persediaan rata‐rata dapat
diperkirakan dari separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock. Subsistem
persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock , dan
lain‐lain berdasarkan hasil
pengolahan data dari input, biasanya memiliki proses pembelian (purchasing)
dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub sistem persediaan
adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari bahan
mentah menjadi bahan jadi.
o
Pentingnya Tingkat Persediaan
Tingkat persediaan perusahaan
sangat penting karena menggambarkan investasi yang besar. Uang yang tertanam
dalam persediaan tidak dapat digunakan untuk hal-hal yang lain. Tingkat
persediaan suatu barang tertentu terutama dipengaruhi oleh jumlah unit yang
dipesan dari pemasok setiap kalinya. Tingkat persediaan rata-rata dapat
diperkirakan separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock. Penentuan kuantitas pemesanan terbaik dipengaruhi
oleh dua biaya-biaya pemeliharaan dan biaya pembelian.
o
Biaya Pemeliharaan
Biaya tahunan menyimpan suatu
persediaan tergantung pada jenis material yang disimpan. Misalnya, perusahaan
farmasi yang menyimpan produk obat dalam ruang yang lingkungannya terkendali
terkendali (suhu, kelembaban, dsb) serta dengan keamanan ketat akan menanggung
biaya yang sangat tinggi. Biaya pemeliharaan, atau biaya penyimpanan (carrying cost), biasanya dinyatakan
sebagai persentase biaya tahunan dari barang, dan biaya tersebut mencakup
faktor-faktor seperti kerusakan,pencurian, keusangan, pajak dan asuransi. Suatu
karakteristik pentik dri biaya pemeliharaan adalah kenyataan bahwa biaya itu
berbanding lurus dengan tingkat persediaan-semakin tinggi persediaan, semakin
tinggi biayanya.
o
Biaya Pembelian
Perusahaan berusaha
meminimumkan biaya pemeliharaan dengan menjaga agar tingkat persediaannya
rendah. Salah satu cara untuk hal tersebut adaah mengecilkan pemesanan bahan
baku. Hal ini akan menjadi tujuan yang baik jika biaya yang lain tidak
meningkat seiring dengan penurunan kuantitas pesanan.
Biaya yang meningkat adalah
biaya pembelian, yang mencakup biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu
pembelian, biaya telepon, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan, dan lain
sebagainya.
o
Kuantitas Pesanan Ekonomis
Kuantitas pemesanan ekonomis
menyeimbangkan biaya pemeliharaan dan pembelian serta mengidentifikasikanbiaya
kombinasi rendah.
o
Kuantitas Manufaktur Ekonomi
Kuantitas manufaktur ekonomis
juga disebut ukuran lot ekonomis. Kuantitas ini menyeimbangkan biaya menyimpan
persediaan biaya ketidakefisienan produksi. Kuantitas ini juga digunakan untuk
memesan pengisian kembali persediaan dari fungsi manufaktur perusahaan sendiri.
a)
Subsistem
Kualitas
Subsistem kualitas adalah
semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja,
maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur
kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak
kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process
Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification)
baik produk jadi maupun material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan
khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya dengan menggunakan total quality
management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan
unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi semua pelanggan.
Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
v Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
v Kualitas dicapai oleh manajemen
v Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan.
b)
Subsistem
Biaya
Komponen biaya termasuk dalam
semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah
mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah
sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di
dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama
proses produksi terjadi. Unsur‐unsur
pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk
melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat.
1.3 Penggunaan
Sistem Informasi Manufaktur oleh Manajer
Sistem Informasi manufaktur
mulai digunakan dalm penciptaan maupun dalam operasi sistem produksi fisik.
Informasi manufaktur ini digunakan oleh eksekutif perusahaan, manajer bagian
manufaktur, maupun manajer lainnya.
Penggunaan sistem informasi
manufaktur pada perusahaan, antara lain:
Ø Eksekutif perusahaan
Eksekutif perusahaan menerima informasi dari subsistem output yang
menjelaskan seluruh operasi perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kinerja pekerja dalam proses produksi dan hasil produksinya.
Ø Manajer bagian manufaktur
Manajer bagian manufaktur menggunakan sistem
informasi ini untuk keberlangsungan proses produksi.
Ø Manajer bagian lain
Manajer bagian lain seperti manajer pemasaran
dan keuangan juga menggunakan output dari sistem informasi mannufaktur ini.
Pemasar merasa tertarik dengan aspek produksi seperti biaya, kualitas, dan
penyediaan karena faktor-faktor tersebut mempengaruhi penjualan produk. Manajer keuangan memiliki perhatian khusus
pada subsistem persediaan karena digunakan dalam menentukan investasi
persediaan, dan subsistem produksi, karena digunakan untuk membuat keputusan
penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik.
Suatu hal penting yang harus diingat adalah sistem informasi manufaktur
menyediakan informasi bagi para manajer di seluruh perusahaan.
BAB IV
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Sistem informasi manufaktur merupakan suatu penerapan teknologi informasi
dalam produksi yang mantap, tetapi hanya satu dimensi dari penggunaan computer.
Manajer manufaktur menggunakan komputer sebagai penunjang dalam kegiatannya
yaitu komputer sebagai sistem fisik dan komputer sebagai informasi.
Material Requirements Planning (MRP) merupakan metode penjadualan agar tidak ada penungguan bahan baku,
Oliver Wight dan George Plossl mengembangkan konsep MRP di luar area manufaktur
sehingga meliputi seluruh perusahaan yang hasilnya di sebut Manufacturing Resource Planning (MRP II).
JIT memiliki perbedaan dengan MRP. JIT menggunakan pendekatan nonkomputer,
sedangkan MRP berdasarkan komputer. JIT
juga memiliki ukuran lot yang kecil.
Model sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 subsistem input dan 4
subsistem output. Subsistem input terdiri dari sistem informasi akuntansi,
sistem industrial engineering, dan subsistem intelejen manufaktur. Subsistem
output yaitu subsistem produksi, subsistem persediaan, subsistem kualitas, dan
subsistem biaya.
Output dari sistem informasi manufaktur ini digunakan oleh eksekutif
perusahaan, manajer manufaktur, dan manajer pada bagian lainnya.
Manajemen menggunakan subsistem produksi untuk membangun fasilitas produksi
baru dan mengoperasikan fasilitas yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.comurlsa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCwQFjAB&url=http%3A%2F%2Ffarida.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F19800%2FSI%2BMANUFAKTUR.pdf&ei=oTyQUvuDKsnJrAfTu4DADA&usg=AFQjCNGTqiotKqq
http://asnitayulia.blogspot.co.id/2013/12/makalah-sistem-informasi-infrastruktur.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar